Thursday, September 11, 2014

Tentang Berbesar Hati

Kisah kita mungkin telah usai
Dari beribu cerita yang terangkai
Dari langkah dan jejak yang kian membatu
Terukir usang di dinding anyaman waktu

Bilakah kita tuntut waktu ‘tuk kembali berulang
Kembali menyetubuhi segenap nostalgia lengang
Dibalut simpul-simpul kenang
Di sisi perpustakaan di suatu petang
Ah, tapi bagiku itu pantang

Pantai Kasih t’lah menghempaskan angin penyesalan ke wajahku
Tak pelak wajahmu t’lah membiru dalam ingatanku
Menuntut kesempurnaan dalam harapan semu

Sekarang tinggal babak kosong dari cerita bohong
Kemunafikanmu kah?
Atau kah saya yang tak bisa menerima bilik-bilik kemanusiaan-mu?
Rasa sakit, patah hati, terluka, terabaikan, tercampakkan
Itu yang padaku sering kamu kisahkan

Sesaat diredamkannya amarahku
Dan retorika tentang air mata serta rindu
Telah menjadi sembilu seribu bisa dari bisumu itu..
Sekarat rasaku oleh diammu

Kini lelaki itu dimana?
Ah, memangnya saya siapa?

***
Duhai kau rembulan biruku
Gadis berkerudung ungu
Masa lalu tetap kan berlalu
Diri dan namamu abadi jadi rekanku
Kini izinkanlah kawanmu ini melangkah, diayu
Menyongsong bunga baru
Selembut kasihnya nun menggebu
Relakanlah, diayu
Entahkah kami jadi abu
Atau jalanan desa nan berdebu
Kami menghiba restu
Dengan kisah kita nan gagal menyatu
Ingatkah kamu? 
Cerlang pikirmu hanyalah satu 
Dari sekian alasan saya mengagumimu 
Perpustakaan dan buku-buku
Coretan kita di bangku-bangku
Kampus dan rindangnya pepohonan sore itu
Diriku yang tak banyak bicara; kaku
Nakalnya seekor ulat bulu
Serta gelak tawa renyahmu
Ya, rona petang itu
Kan terkenang selalu


Picture credit: UPT Perpustakaan Universitas Bengkulu


No comments:

Post a Comment

Please give your comments here: