Thanks to myemospace.com for the picture
Sayang, ya?! Tidak
ada ‘Ctrl+Z’ dalam rentang waktu apa pun untuk hari-hari yang rasanya begitu
saja berlalu dalam hidup ini. Jika ada, aku ingin sekali menekan dua tombol itu
dan kembali ke tempat dan masa dimana hari pertama kali kita bertemu. Ingin sekali
kumulai ulang dengan mengetik cerita lain dari awal perjumpaan kita itu; agar
dapat aku berbangga diri saat ini, karena tak pernah melukai dan dilukai hati
siapa pun; tidak akan kurangkai permulaan kisah yang hingga di dalamnya ada
orang yang begitu membenciku sampai separah itu.
Tapi, ternyata,
waktu kuketik jalan kisah itu, aku tidak sadar saat itu; bahwa ketikanku salah.
Saat kuingin menyimpan ‘file’ itu ke dalam memori dengan judul “Pertemuan
dengan Orang yang tidak Seharusnya Kuutarakan Perasaan itu.”; dan berharap bisa
mengubah perasaan bencimu itu suatu saat nanti; ternyata aku kalah cepat dengan
keadaan; saat itu “mati lampu”.
Mungkin hatimu
saat itu sudah terlanjur ‘Shut Down’. Pupuslah sudah harapanku dan akses
ke hatimu; untuk kukirim ribuan sesalku yang di dalamnya tertulis jutaan maaf
yang sangat ingin sekali kusampaikan langsung; hanya maaf; meski hanya sebagai
kata terakhirku untukmu, sebelum saat salah satu dari kita ada yang telah ‘Shut
Down’; sehingga tak lagi ada kesempatan untuk dapat sekedar membaca tulisan
hidup satu sama lain.
Tapi, setidaknya,
dengan mengenalmu dan dengan semua yang telah terjadi, ada satu pelajaran
penting yang sempat kubaca dan akan selalu tetap kuingat tentangmu; bahwa, ternyata
tidak semua kesalahan dapat dengan mudah termaafkan (olehmu).
Untuk kisah
kebersamaan yang sempat sesaat kulalui bersamamu, hal yang paling tidak dapat
kulupakan adalah:
Pada malam Minggu tanggal 7 bulan 7 tahun 2007. Saat itu baru sekitar jam 7.
Tepat setahun
sejak saat awal kita bertemu, saat aku terpana, kagum; melihat senyum hangat
itu untuk yang pertama kalinya.
(Sampai saat ini
pun aku selalu teringat dan terbayang senyum ramahmu setiap kumelihat dan
mendengar angka 7, bahkan tak jarang aku tersenyum sendiri setiap kali
mengenang semua itu. T-shirt hitamku yang bertuliskan angka 7, yang saat ini
masih sering kupakai, mejadi bukti sejarah kisah piluku itu).
Sebuah meja besar di ruang makan, buku Biologi dan hanya kita berdua belajar bersama mengerjakan tugas.
Malam indah yang
terakhir bagiku bersamamu.
Dan:
Sabtu malam, delapan September 2007. Saat bahagia sekaligus awal dukaku sampai hari ini. Malam dimana (aku mrnyesal karena telah bercerita dengan seorang teman baikku); yang menjadi pangkal semua masalah yang dipicu pertengkaranku dengannya beberapa hari setelah itu.Aku menyesal karena telah menceritakan semua padanya tentangku dan kamu. Beberapa hari (atau mungkin hari itu juga) setelah pertikaian kami itu (aku menebak) ia menceritakannya dan menjelek-jelekkan aku. Aku tahu dia sangat dekat denganmu. Sejak saat itu, hingga hari ini, sampai detik ini pun aku tidak lagi mendapat apa pun (apalagi sikap) darimu. Itulah hari di mana masih kulihat senyum ramah terakhirmu untukku (kutebak, itu senyum palsu); dan menjadi akhir kisahku denganmu.
Thanks to howtogetexback.com and flickr.com for those two pictures above
Untuk orang yang selama ini selalu mengerti
aku dan kisah ini, aku telah kehabisan kata untuk semua kebaikanmu padaku. Hanya
lagu ini (yang selalu membuatku begitu semakin hari semakin menghargaimu)
yang bisa kuungkapkan padamu. Maaf, kita tidak bisa 'lebih' untuk saat ini.
You could be my unintended
Choice to live my life extended
You could be the one I'll always love
You could be the one who listens to my deepest inquisitions
You could be the one I'll always love
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
First there was the one who challenged
All my dreams and all my balance
She could never be as good as you
You could be my unintended
Choice to live my life extended
You should be the one I'll always love
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
Before you
Choice to live my life extended
You could be the one I'll always love
You could be the one who listens to my deepest inquisitions
You could be the one I'll always love
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
First there was the one who challenged
All my dreams and all my balance
She could never be as good as you
You could be my unintended
Choice to live my life extended
You should be the one I'll always love
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
Before you
No comments:
Post a Comment
Please give your comments here: