Thursday, October 06, 2011

Review Kisah dalam Lagu Rejang “Munib Raib”

Tari Kejai, tarian adat Rejang Lebong (photo by Rejang Keme)


Bukit Kaba, Curup, Rejang Lebong (photo by Pariwisata Kota Curup)
Suku bangsa Rejang merupakan satu dari sekian banyak suku bangsa asli Indonesia yang sarat dengan beraneka ragam kekayaan adat dan budaya. Salah satu bagian dari adat dan budaya Rejang terdapat sebuah cerita rakyat yang bersejarah dan masih diyakini oleh masyarakat sekitar, warga Kabupaten Rejang Lebong khususnya. Cerita itu dikenal dengan kisah Muning Raib.
Cerita ini berasal dari kisah zaman dahulu dari salah satu desa tua dit anah Rejang, yang dikenal dengan nama Dusun Curup.
Diceritakan seorang pemuda bernama Muning pergi ke bukit Kaba. Ia pergi dengan membawa tekad yang bulat dihatinya untuk bisa mendapatkan ketenangan dengan cara bertapa di sana. Ia pergi dengan hanya membawa pakaian di badan serta sebuah seruling saktinya.

Dalam penyendiriannya itu, Muning memainkan seruling itu dengan merdunya sehingga membuat seorang Dewi di khayangan menjadi terpikat kepadanya. Ia pun turun untuk menemui sang Muning. Kemudian, karena Dewi tersebut tertarik dengan Muning dan Muning pun telah jatuh cinta kepadanya, akhirnya mereka menikah dan hidup bersama; walaupun sebenarnya mereka berdua berbeda dunia.


Catatan: Muning dalam “bahasa” Rejang berarti kakek-nya kakek (eyang, buyut).

Singkat cerita, kabar berita tentang pernikahan Muning dengan Dewi itu tersebar sampai ke desa. Mengetahui hal itu, masyarakat dan keluarga Muning mengajak keduanya untuk kembali pulang ke Dusun Curup untuk dirayakan bersama-sama. Namun, sang Dewi tidak ingin ikut. Ia hanya ingin ikut kembali ke desa dengan syarat; bahwa Muning dan seluruh masyarakat di sana dilarang untuk memasak rebung dan pakis di saat sedang diadakannya upacara adat Kejai (perayaan/acara pernikahan), seperti yang tampak pada foto pertama di atas.
Namun, karena pada hari itu ada sebagian masyarakat yang tidak mempercayai akibat pelanggaran dari syarat yang diberikan oleh Dewi, pantangan itu ada yang melanggarnya. Dengan dilakukannya pantangan tersebut membuat Dewi murka kepada Muning. Lalu Dewi pulang kembali ke khayangan melalui Bukit Kaba.

Karena Muning sudah terlanjur mencintai sang Dewi, —tanpa pesan apa pun kepada orang tuanya— ia pergi juga dari desanya untuk naik kembali ke Bukit Kaba. Sejak kejadian itu, Muning tak pernah kelihatan lagi.

Dari kisah ini maka dikenallah cerita tersebut sebagai hikayat Muning Raib; karena beliau tak pernah terlihat kembali pulang ke Dusun Curup hingga sekarang. Sebuah lagu “bahasa” rejang berjudul Muning Raib juga terilhami dari kisah tersebut.

Dikutip dengan perubahan dan penyesuaian seperlunya dari sebuah tulisan di:

© Senandung Bumei Pat Petulai

Kawah Bukit Kaba

 
Bukit Kaba tampak dari kejauhan
(© News Travelling and Tours)



1 comment:

  1. REVIEW NYA BAGUS...TRIMS SUDAH MEMUAT NYA DI BLOG INI... SAYANG NYA PARA PENCIPTA LAGU REJANG DAN SENIMAN DI RL TIDAK BANYAK DI PERHATIKAN OLEH MASYARAKAT DAN PEMERINTAH...SEKALI LAGI TERIMA KASI DARI SAYA HERI BIANU KRISNA (PENCIPTA LAGU DAN PENCIPTA ARANSEMEN MUNING RAIB).. SALAM...

    ReplyDelete

Please give your comments here: