Wednesday, September 28, 2011

Bayangan Raut Wajah Semu dalam Angan


Kucoba ‘tuk menuai bahagia
                Walau hanya dengan sebatas kata-kata
Kubiarkan angan menelusup,
                Membelai malam-malam sepiku yang dingin
                Lewat satu kisah indah dalam mimpi

Jelmaan bayangmu dalam khayalan itu,
                Ia meniup angin surga
                Ke wajahku
Terbuai aku dalam lamunan panjang

Kisah masa lalu itu,
                Kini kembali mengunjungi dunia fantasiku
                Ia rela menerjang badai waktu
                ‘tuk sekedar menghibur jiwaku
                                Yang kering beku

Memori kelabu menghasut nuraniku
                Memelas, merayu, berharap,
                Berharap aku akan menaiki kembali armada ilusi
                                Ciptaan mimpi-mimpi sempurna jadi
                ‘tuk kembali jelajahi angkasa maya
                ‘tuk kembali memandang takjub
                                Indahnya bayang semu raut wajahmu

Datanglah musim semi semu itu
Mendekap segenap ruang hati yang lagi menggigil
Bunga-bunga kasih semu pun merekah di taman surga kalbuku
                Yang di bawahnya mengalir sejuta harapan yang selalu memanggil

Tak henti kupandangi segalanya itu
                “Ah, betapa indahnya itu semua…”
Ingin sekali kuperlihatkan pada dunia alam cintaku itu

Angan itu membawaku semakin tinggi
                Melambungkan diri setinggi yang tak dapat kukira
Aku tak tahu lagi kemana arah memapah imajinasi ini
                Dalam gelora khayal jiwa belaka

Hingga, aku pun tersentak
Kudapati diriku
Terjatuh, di sudut ruang gelap itu

Kupandangi sekitar
Ah, kini saat-saat kenyataan tlah menjemputku
Masa-masa alam sadar tlah mengantar tubuh ini
Ia rangkul jiwa yang masih kosong ini
Diletakkan aku pada penyesalan itu lagi

Dan,
Seluruh isi ruangan seakan menyerukan padaku,
                “Bangunlah! Bangkit!
                Buang semua sesal itu
                Hanyutkan di sungai waktu
                Biarkan ia tenggelam di dasar masa lalu
                Bayangan dalam angan itu pasti ‘kan terhapus arus
                Membebaskanmu dari belenggu…”
“Sadarlah, wahai kawanku!” Seru nuraniku
Yang ternyata juga baru tersadar di sebelahku

Terkadang apa yg dilihat orang sebagai sesuatu yang kau ungkapkan, ternyata bukanlah benar-benar perasaanmu yang kau sembunyikan itu


By: Roven Varden Antares

No comments:

Post a Comment

Please give your comments here: